Ads 468x60px

Senin, 21 November 2011

KISAH DI BALIK SUATU KOMUNIKASI SINGKAT




Setiap orang dapat mengingat saat-saat matanya bertemu pandang dengan kenalannya dan mereka saling menyapa. Percayakah Anda bahwa komunikasi singkat tersebut ternyata memiliki kisah yang panjang?
Anggaplah pada suatu sore dua pria berada di tempat terpisah satu sama lain. Meskipun mereka adalah teman dekat, menolehkan kepalanya ke arah temannya, yang belum lagi ia kenali, memulai rantai tanggapan biokimiawi: cahaya yang terpantul dari tubuh temannya memasuki lensa matanya pada kecepatan 10 triliun foton (partikel cahaya) per detik. Cahaya menembus lensa dan cairan yang mengisi bola mata sebelum akhirnya jatuh di retina. Pada retina terdapat ratusan juta sel yang disebut “sel kerucut” dan “sel batang.” Sel batang memilahkan cahaya dari gelap dan sel kerucut mengindera warna.
Tergantung pada benda luarnya, berbagai gelombang cahaya jatuh pada tempat-tempat berbeda pada retina. Mari kita renungkan tentang saat orang yang kita ceritakan tadi melihat temannya. Mari sejenak kita pikirkan mengenai orang yang kita anggap sedang melihat kawannya. Beberapa ciri wajah temannya menghasilkan kepadatan cahaya yang berbeda pada retinanya, misalnya ciri wajah yang lebih gelap seperti alis mata akan memantulkan cahaya dengan kepadatan yang jauh lebih rendah. Sel-sel retina berdekatan sebaliknya menerima kepadatan yang lebih kuat dari cahaya yang terpantul dari bagian muka kepala temannya. Seluruh ciri muka temannya menghasilkan gelombang dengan kepadatan berbeda-beda pada retinanya.
Jenis dorongan apakah yang ditimbulkan oleh gelombang cahaya ini?
Jawaban pertanyaan ini tentu sangatlah rumit. Meskipun demikian, jawabannya haruslah diteliti untuk lebih mengenal seutuhnya rancangan yang luar biasa pada mata.

0 komentar:

Posting Komentar